Transformator Hubungan Lilitan Primer dan
Sekunder dan Hubungan Star-Delta
Hafez Fahrizal Akhmad
Djodi Antono,
B.Tech., M.Eng
HafezFahrizalPolines12@gmail.com
Jurusan
Teknik Elektro Polines
Jln.
Prof. Sudarto Tembalang Semarang INDONESIA
Intisari
Transformator Hubungan Lilitan Primer
dan Sekunder terhadap hubunganMakalah ini merupakan bahasan mengenai hubungan
lilitan primer dan sekunder arah jam pada transformator 3 fasa. Makalah ini
dapat menjadi referensi bagi para pembaca untuk dikembangkan isinya.
Keywords— Transformator, Hubungan
Tiga Fasa
I. PENDAHULUAN
Transformator merupakan salah satu alat listrik yang
banyak digunakan oleh masyarakat. Bahkan transmisi dan pendistribusian tenaga
litrik dari pusat tenaga listrik ke konsumen juga menggunakan perangkat
transformator.
Seceara umum
transformator adalah suatu perangkat kelistrikan yang berfungsi untuk menaikkan
atau menurunkan tegangan pada suatu rangkaian listrik. Transformator terbuat
dari sebuah inti besi berlapis yang dililit oleh 2 buah kumparan, yaitu
kumparan primer dan kumparan sekunder. Rasio tegangan tergantung dari rasio
jumlah lilitan pada kedua kumparan tersebut.
II. ISI
A.
Pengertian Transformator
Berikut beberapa pengertian danri Transformator
menurut beberapa sumber:
1. Wikipedia,
Transformator atau transformer atau trafo adalah komponen elektromagnet
yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain[6].
2. Referensi[3],
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah
energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang
lain, melalui suatu gandengan magnet berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet.
3. Referensi[1],Transformator
merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah
tegangan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian
listrik yang lain dengan nilai yang sama maupun berbeda besarnya pada frekuensi
yang sama, melalui suatu gandengan
magnet
dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik
B. Prinsip Kerja Transformator
Menurut Referensi[2]
transformator ini didasarkan pada dua prinsip:
1.
pertama,
bahwa arus listrik dapat menghasilkan medan magnet
2.
kedua,
bahwa medan magnet yang berubah dalam kumparan kawat menginduksi
tegangan pada ujung-ujung kumparan (induksi elektromagnetik). Mengubah arus
dalam kumparan primer perubahan fluks magnetik yang dikembangkan. Perubahan
fluks magnet menginduksi tegangan pada kumparan
sekunder.
Kumparan
primer dan sekunder yang dibungkus di sekitar inti yang sangat tinggi
permeabilitas magnetiknya sehingga sebagian besar fluks magnet melewati baik
kumparan primer dan sekunder. Jika beban terhubung ke gulungan sekunder, arus
beban dan tegangan akan berada di arah yang ditunjukkan, mengingat arus primer
dan tegangan dalam arah yang ditunjukkan (masing-masing akan AC dalam praktek).
Berikut
adalah bagian dari transformator 3 fasa :
Gambar konstruksi transformator 3 fasa
C. Konstruksi Transformator
Transformator
menurut referensi [1] terdiri atas 2 tipe konstruksi, yaitu:
1.
Tipe
Core Form / Tipe Inti
Pada tipe ini kumparan yang mengelilingi
inti logam, seperti pada gambar 2
2. Tipe
Shell Form / Tipe Cangkang
D.
Hukum-Hukum Dasar Transformator
Persamaan
Maxwell apabila disederhanakan akan menjadi:
Hl = IN adalah Gaya
Gerak Magnet (GGM) yang merupakan
penghasil flux
Dimana:
H = Kuat Medan Magnet
l = Panjang Jalur
I
= Arus Listrik
N = Jumlah Lilitan
2)
Hukum Induksi Faraday
Hukum induksi Faraday menyatakan bahwa
tegangan gerak elektrik imbas ε di dalam sebuah rangkaian adalah sama
(kecuali tanda negatifnya) dengan kecepatan perubahan fluks yang melalui
rangkaian tersebut. Jika kecepatan perubahan fluks dinyatakan di dalam
weber/sekon, maka tegangan gerak elektrik ε akan dinyatakan di dalam
volt.
Rumus hukum Faraday
adalah sebagai berikut:

B dt
Dimana:
É› = tegangan
gerak elektrik (volt)
dɸB
=
perubahan fluks magnetik (weber/)
dt = selang waktu
(sekon)
Jika terdapat N lilitan
maka persamaannya menjadi:

B dt
Dimana:
É› = tegangan gerak
elektrik (volt)
N = jumlah lilitan
dɸB =
perubahan fluks magnetik(m)
dt = selang waktu (sekon)
E. Sambungan Transformator 3 Fasa
Terdapat bermacam-macam kombinasi sambungan di dalam
transformator 3 fasa. Kombinasi sambungan transformator tersebut dapat
digunakan untuk memindahkan daya dari daya 3 fasa ke daya 3 fasa, dari tiga
fasa ke enam fasa, dan sebagainya.
Terdapat kombinasi
sambungan transformator 3 fasa yaitu seperti tabel berikut:
Tabel 1
Kombinasi Sambungan
Transformator 3 fasa
Primer
|
Sekunder
|
Penulisan
|
|||||||
Bintang
|
Bintang
|
Yy
|
|||||||
Bintang
|
Segitiga
|
Yd
|
|||||||
Bintang
|
Zig-zag
|
Yz
|
|||||||
Segitiga
|
Bintang
|
Dy
|
|||||||
Segitiga
|
Segitiga
|
Dd
|
|||||||
Segitiga
|
Dz
|
Dari bermacam-macam variasi kombinasi sambungan
seperti tersebut diatas, yang lazim digunakan sesuai dengan normalisasi pabrik
(VDE 0532) adalah:
Primer : sambungan bintang (Y)
dan segitiga (∆)
Sekunder : sambungan bintang (Y)
dan segitiga (∆) dan zig-zag
(Z)
Tinjauan masing-masing sambungan baik pada sisi
primer maupun sisi sekunder menurut referensi[5] adalah sebagai berikut:
1)
Sambungan Bintang (Y)
Pada sambungan ini
diperoleh persamaan: Vfasa(Vf)=Vline / 

2)
Sambungan Segitiga (∆)
Pada sambungan ini
diperoleh persamaan:
Vfasa(Vf)= Vline(VL)
Arus fasa (If)= I line(IL)*

Daya=VL x IL x
*cosϕ

Daya=3 x Vf x If x cosϕ
3)
Sambungan Zig-zag(Z)
Sebuah transformator 3
fasa dapat disambung liku-liku (zig-zag) jika pada lilitan sekunder tiap fasa
minimal mempunyai 2 buah kumparan. Pada sambungan ini diperoleh persamaan:
Vfasa(Z)=0,866 V fasa (Y)
Arus
fasa (If)= I line (IL) Daya= VL x IL x
x cosϕ

F.
Konfigurasi Hubungan Transformator
Tiga Fasa
Hubungan transformator 3 fasa adalah metode atau cara merangkai kumparan di sisi primer dan
sekunder. Umumnya dikenal 3 cara untuk merangkai kumparan pada trafo tiga fasa,
yaitu hubungan bintang, hubungan delta, dan hubungan zig zag.
1.Trafo 3 fasa
Hubungan Bintang - Bintang (Y-Y)
Pada jenis ini ujung ujung pada masing masing
terminal dihubungkan secara bintang. Titik netral dijadikan menjadi satu. Hubungan
dari tipe ini lebih ekonomis untuk arus nominal yang kecil, pada transformator
tegangan tinggi.

|


2. Trafo Hubung Bintang - Segitiga ( Y - Δ)
Pada hubung ini, kumparan pada sisi primer dirangkai secara
bintang (wye)
dan sisi sekundernya dirangkai delta. Umumnya digunakan pada trafo untuk
rangkaian
transmisi dimana
tegangan nantinya akan diturunkan (Step- Down).
Perbandingan
tegangan jala- jala 1/ akar 3 kali
perbandingan lilitan
transformator. Tegangan sekunder
tertinggal 30 derajat dari tegangan primer.

|


3. Trafo Hubung
Segitiga-Segitiga (Δ - Δ)
Pada jenis ini ujung fasa dihubungkan dengan ujung netral kumparan lain yang secara
keseluruhan akan terbentuk hubungan delta/ segitiga.
Hubungan ini umumnya
digunakan pada sistem yang menyalurkan arus besar pada tegangan rendah dan yang
paling utama saat keberlangsungan dari pela yanan harus dipelihara meskipun
salah satu fasa
mengalami kegagalan.

|


4. Trafo Hubungan Segitiga Bintang (Δ - Y)
Pada hubungan ini, sisi primer trafo dirangkai secara delta
sedangkan pada sisi sekundernya merupakan rangkaian bintang sehingga pada sisi sekundernya terdapat
titik netral. Biasanya digunakan untuk menaikkan tegangan
(Step -up) pada awal sistem transmisi tegangan tinggi. Dalam hubungan ini
perbandingan tegangan 3 kali perbandingan lilitan transformator dan tegangan
sekunder mendahului sebesar 30° dari tegangan primernya.

|


5. Hubungan Zig Zag
Kebanyakan transformator distribusi selalu dihubungkan
bintang, salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh transformator tersebut adalah
ketiga fasanya harus diusahakan seimbang. Apabila beban tidak seimbang akan
menyebabkan timbulnya tegangan titik bintang yang tidak diinginkan, karena tegangan pada peralatan yang digunakan
pemakai akan berbeda-beda.Untuk menghindari terjadinya tegangan titik bintang, diantaranya adalah
dengan menghubungkan sisi sekunder dalam hubungan Zig-zag. Dalam hubungan
Zig-zag sisi sekunder terdiri atas enam kumparan yang dihubungkan secara khusus.


|

Ujung-ujung dari kumparan sekunder disambungkan
sedemikian rupa, supaya arah aliran arus didalam tiap-tiap kumparan menjadi
bertentangan. Karena e1tersambung secara berlawanan dengan gulungan e2,
sehingga jumlah vektor dari kedua tegangan itu menjadi :
eZ1 = e1 – e2
eZ2 = e2 – e3
eZ3 = e3 – e1
eZ1 + eZ2 + eZ3
= 0 = 3 eb 

III. KESIMPULAN
Transformator tiga fasa
digunakan untuk sistem listrik berdaya besar, baik pada sistem pembangkitan,
transmisi maupun distribusi.
Transformator
tiga fasa memiliki enam belitan, tiga belitan primer dan tiga belitan sekunder.
Ada
dua metode hubungan belitan primer dan sekunder, yaitu hubungan Delta (segitiga), belitan sekunder Y (bintang).
Hubungan
transformator tiga fasa dikenal juga hubungan segitiga terbuka (open delta-VV
conection) dan hubungan zig-zag.
IV.
PENUTUP
Demikian pembahasan
makalah ini tentang hubungan lilitan primer sekunder arah jam pada
transformator 3 fasa. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan referensi
untuk karya ilmiah yang lain.
REFERENSI
[1] BAB
II TRANSFORMATOR.pdf, (Online),
(http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd
=2&cad=rja&ved=0CDYQFjAB&url=http%3A%2F%2Frepository.us u.ac.id%2Fbitstream%2F123456789%2F19821%2F3%2FChapter%25
20II.pdf&ei=hXRFUtvTDMP-rAeUwoGoCQ&usg=AFQjCNHfyS
8SNWOJg-neeYlDEu4hrR84-w&sig2=ZOPckQQMYnZRK98yIUt U7Q&bvm=bv.53217764,d.bmk,
diakses 5 April 2015)
[2]
Zulhal, Prof, Dr,. 2004. Prinsip
Dasar Elektroteknik. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.
[3] M.
Arfan Pratama. 29 April 2013. Prinsip-Prinsip Dasar Transformator,
(Online), (http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211033 muhammadarfanpratama,
diakses 11 April 2015).
[4]
Ricke Dwana. 30 April 2013. Transformator
(TRAFO) 3 Fasa, (Online),
(http://rice-ceria.blogspot.com/2013/04/transformator-trafo-3-fasa.html,
diakses 8 Mei 2015).
[5] Transformator.
Wikipedia, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/ Transformator,
diakses 18 Mei 2015).
[6] Materi
power point pak Djodi Antono mata kuliah 7 (Diakses tanggal 20 Mei 2015)
No comments:
Post a Comment