Monday, October 5, 2015

Penggunaan Multimeter Sebagai Pengukur Tahanan




TAHANAN DALAM MULTIMETER



 









DISUSUN OLEH :
HAFEZ FAHRIZAL AKHMAD      ( 3.31.14.0.12 )




PRODI TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
TAHUN 2015












PEMAKAIAN MULTIMETER

1.      Tujuan
Setelah selesai melakukan percobaan ini mahasiswa :
Ø  Dapat mengoperasikan multimeter sesuai dengan fungsi dengan ketelitian optimal
Ø  Dapa mengukur arus searah
Ø  Dapat mengukur tegangan searah
Ø  Dapat mengukur resistansi dengan benar

2.      Pendahuluan
Multimeter adalah alat ukur listrik yang dapat digunakan untuk mengukur tegangan dan arus listrik dan juga dapat digunakan untuk mengukur besarnya resistansi dari suatu resistor . Multimeter sering disebut AVO meter ( Ampere Volt Ohm ), karena dirancang untuk mengukur tiga besaran tersebut .
Posisi selector switch menentukan penggunaan multimeter jika posisi selector switch pada daerah voltmeter, maka multimeter berfungsi sebagai voltmeter, demikian juga untuk daerah ampere meter dan ohmmeter.
Pada setiap daerah penggunaan terdapat beberapa batas ukur yang menentukan kemampuan maksimum multimeter yang dapat digunakan tanpa menyebabkan kerusakan pada multimeter tersebut.

2.1  Voltmeter
Voltmeter digunakan untuk mengukur nilai tegangan listrik. Multimeter dapat digunakan untuk mengukur tegangan AC maupun tegangan DC. Multimeter Sanwa SP-15D dapat digunakan untuk mengukur tegangan DC maupun AC sampa dengan 1000 Volt, dengan batas- batas ukur sebagai berikut :

No
Batas Ukur Tegangan DC
Batas Ukur tegangan AC
1
1000 V
1000 V
2
500 V
500 V
3
250 V
250 V
4
50 V
10 V
5
10 V
2,5 V
6
2,5 V
-
7
0,25 V
-

Pengukuran tegangan DC maupun AC dapat dilakukan dengan menghubungkan multimeter secara pararel dengan titik yang akan diukur tegangan sebagaimana diperlihatkan pada gambar 1.1
Text Box: V
Gambar 1.1 Pengukuran tegangan dengan voltmeter

Cara pembacaan hasil pengukuran
Kedudukan
Tegangan
Skala
Skala
Hasil
Faktor
Hasil
selector
maksimum
yang
penuh
Pembacaan
pengali
Pengukuran
switch (SS)
pengukuran
dibaca
FS
(α)
C = SS/FS
(α) × C
(V)
(V)
(V)
(V)
(V)

(V)
2,5
2,5
0 - 250
250

0,01

10
10
0 - 10
10

1

50
50
0 -50
50

1

250
250
0 - 250
250

1

500
500
0 - 50
50

10


SS  : Posisi Selector Switch ( Batas Ukur )
FF  : Full Scale ( Skala Penuh )
α     : Hasil Pembacaan ( Posisi Jarum )
C     : Faktor Pengali
C = SS/FS Hasil Pengukuran = α × C Volt

2.2  Ampere meter
Ampere meter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk pengukuran arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian listrik. Multimeter Sanwa SP-15D hanya dapat dipaka untuk mengukur arus searah yang besarnya tidak lebih  dari 0,5 Ampere. Daerah ukurnya adalah 0,5 Ampere , 25 mA, dan 50 µA.
Pelaksanaan pengukuran arus DC dilakukan dengan menghubungkan multimeter secara seri dengan titik yang akan diukur arusnya sebagaimana diperlihatkan pada gambar 1.2.
Gambar 1.2 Pengukuran arus dengan multimeter
Cara pembacaan hasil pengukuran
Kedudukan
Tegangan
Skala
Skala
Hasil
Faktor
Hasil
selector
maksimum
yang
penuh
Pembacaan
pengali
Pengukuran
switch (SS)
pengukuran
dibaca
FS
(α)
C = SS/FS
(α) × C


(A)
(A)
(A)

(A)
0,5 A
0,5 A
0 - 50
50

0,01

25 mA
25 mA
0 - 250
250

0,0001

50 µA
50 µA
0 -50
50

0,000001



3.      Peralatan dan bahan
No
Nama
Jumlah
Keterangan
1
Power Supply DC
1

2
Multimeter Analog
2

3
Resistor
8

4
Kabel Hubung
10



4.      Gambar Kerja
Gambar 1.3 Pengukuran arus DC
Gambar 1.4 Pengukuran tegangan DC


5.      Langkah Kerja

5.1  Pengukuran arus DC
1.      Susunlah rangkaian seperti pada gambar 1.3 dengan R = 47 Ohm.
2.      Pindahkan selector switch multimeter pada posisi Amperermeter untuk pengukuran arus DC. Pilihlah pada batas ukur tertinggi ( DCA 0,5A ).
3.      Atur tegangan catu daya 5 Volt.
4.      Hitung arus yang akan mengalir , untuk mengetehui apakah arus yang mengalir tidak sampai melampaui batas ukur yang ijinkan tanpa menyebabkan kerusakan Ampere meter.
5.      Amati besarnya arus yang mengalir, catat hasil pengamatan pada tabel 1.1 usahakan pembacaan saat kedudukan jarum pada 1/3 bagian atas skala.
6.      Matikan catu daya dan gantilah harga resistansi beban .
7.      Ulangi langkah nomor 5.
8.      Lakukan percobaan sabanyak 8 kali dengan harga resistansi yang berbeda – beda.

5.2  Pengukuran tegangan DC
1.      Susunlah rangkaian seperti pada gambar 1.4 dengan R1 = 47 Ohm dan R2 = 100 Ohm.
2.      Pindahkan selector switch multimeter untuk pengukuran tegangan DC pada batas ukur DC 10 Volt.
3.      Aturlah tegangan catu daya 5 volt, ukur tegangan pada R1 dan R2, usahakan pembacaan saat kedudukan jarum pada 1/3 bagian atas skala. Catat hasil pengukuran pada tabel 1.2
4.      Matikan catu daya. Gantiah harga R1 & R2.
5.      Ulangi langkah no. 3
6.      Lakukan percobaan sebanyak 5 kali dengan harga resistansi yang berbeda – beda.




5.3  Pengukuran Resistansi
1.      Pindahkan selector switch pada posisi ohmmeter.
2.      Ukurlah nilai resistansi dari 8 buah resistor yang berbada – beda, usahakan pembacaan saat kedudukan jarum pada 1/3 bagian atas skala. Mulailah dari batas ukur terbesar, jika belum tau harga yang akan diukur.
3.      Cata hasil pengukuran pada tabel 1.3
6.      Lembar kerja
Tabel 1.1 Pengukuran arus searah
No
Beban R
Tegangan Sumber ( Volt )
Arus Beban (mA)
 ( Ohm )
Ss
Fs
C
(V)
Ss
Fs
C
(mA)
1
47
12
120
0,1
5
0,25
250
0,001
105
2
220
12
120
0,1
5
0,25
250
0,001
25
3
1800
12
120
0,1
5
25
250
0,1
2
4
470
12
120
0,1
5
25
250
0,1
8,5
5
100
12
120
0,1
5
0,25
250
0,001
50
6
120
12
120
0,1
5
0,25
250
0,001
45
7
390
12
120
0,1
5
0,25
250
0,001
15
8
920
12
120
0,1
5
0,25
250
0,001
7,5

Tabel 1.2 Pengukuran tegangan DC
No
Beban
Vs (Volt)
VR1 ( Volt )
VR2 ( Volt )
R1
R2
Ss
Fs
C
(V)
Ss
Fs
C
(V)
Ss
Fs
C
(V)
1
470
220
12
120
0,1
5
10
50
0,2
0,36
10
50
0,2
1,6
2
220
120
12
120
0,1
5
10
50
0,2
3,4
10
50
0,2
1,8
3
470
120
12
120
0,1
5
10
50
0,2
4,4
10
50
0,2
1,2
4
220
220
12
120
0,1
5
10
50
0,2
2,7
10
50
0,2
2,6
5
470
1800
12
120
0,1
5
10
50
0,2
1,2
10
50
0,2
4

Tabel 1.3 Pengukuran resistansi
No
R ( Ohm )
Ohmmeter
NO :
SS
α
( Ohm )
1
220
100
2,2
220
2
1800
100
17
1700
3
5500
100
52
5200
4
100
100
1
100
5
220
100
2,2
220
6
470
100
5
500
7
12
10
1,2
12
8
12
10
1,1
11


7.      Pertanyaan dan tugas
1.      Mengapa pembacaan hasil pengukuran dilakukan saat penunjukan jarum pada posisi 1/3 dari skala penuh ?
2.      Buatlah kesimpulan !

Jawaban :

1.      Agar hasil pengukurannya sesuai dan tepat
2.      Jadi dapat diketahui bahwa, apabila hambatan lebih kecil maka arus lebih besar, sedangkan apabila hambatan lebih besar maka arus lebih kecil.
Faktor – faktor yang mempengaruhi perbedaan antara hasil pengukuran menggunakan alat ukur dan menggunakan rumus antara lain :
1.      Ketelitian alat ukur
2.      Usia alat ukur
3.      Toleransi yang dimiliki oleh resistor

Berapa Orang yang ada Disini Sekarang??


hit counter methods and techniques
website counter

Daftar Blog Saya

Powered By Blogger